Refleksi iman oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC
Rasa takut yang banyak kita alami adalah rasa takut kekurangan dalam memenuhi apa yang kita butuhkan. Kita telah menghabiskan banyak waktu dalam hidup kita untuk memelihara diri kita sendiri dan orang-orang yang kita cintai. Kita perlu memberikan pendidikan yang baik untuk anak-anak kita. Kita perlu rumah yang pantas untuk keluarga kita. Dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup itu, kita bisa diliputi rasa takut kekurangan. Kita sering dibayang-bayangi rasa takut akan PHK atau kebangkrutan sehingga rasa aman dalam hidup ini terancam. Kebutuhan hidup itu tidak bisa dicuekin, tetapi harus diusahakan. Akan tetapi, apa yang terjadi jika sumber kehidupan kita tidak selama-lamanya ada? Kita tentu menjadi galau dengan kehidupan. Rasa takut pasti memenuhi pikiran dan emosi kita.
Sebagai seorang beriman, kita jangan takut dengan kehidupan kita. Kita harus meletakkan iman kita kepada Tuhan yang memenuhi apa yang kita butuhkan. Ketika kita mengimani hal itu, kita bisa mengalahkan rasa takut akan kekurangan dalam hidup kita. Sabda Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa kita tidak akan kekurangan apa pun ketika kita mencari Tuhan: “Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari TUHAN, tidak kekurangan sesuatu pun yang baik” (Mazmur 34:11).
Ketika kita mengalami kesulitan dalam kehidupan, janganlah kita meragukan pertolongan Tuhan. Kita harus mengimani bahwa Tuhan kita adalah setia. Kesetiaan Tuhan itu akan kita alami ketika kita telah berhasil melewati berbagai macam kesukaran hidup: “Banyak kesukaran dalam hidupku, tetapi kesukaran itu tidak membunuhku. Aku masih hidup sampai sekarang. Kekurangan itu membuatku semakin kuat”. Hanya dengan mengembangkan pengalaman iman akan Tuhan yang setia, kita dapat mengalahkan rasa takut akan kekurangan dalam hidup kita. Ketika kita mempunyai iman yang kuat akan Tuhan yang setia, kita bisa mengatakan: “Jalan Tuhan senantiasa lebih baik daripada jalanku. Ia tidak memberikan apa yang aku inginkan, tetapi Ia memenuhi apa yang aku butuhkan. Aku percaya bahwa Tuhan senantiasa melakukan yang terbaik bagiku”.
Untuk merasakan kesetiaan Tuhan, kita harus menjadi seperti petani. Seorang petani tahu bahwa ia tidak akan bisa memanen jika ia tidak menabur. Di tengah kekurangan kita, kita jangan ragu untuk memberikan bantuan kepada yang membutuhkan. Jangan mengatakan “Aku saja tidak cukup, masa aku harus memberikan juga kepada orang lain. Itu tidak masuk akal”. Kita hanya akan diberi apa yang kita butuhkan ketika kita memberikan: “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu” (Lukas 6:38).
Selain kita mendapatkan sesuatu dengan memberi, hidup kita pun menjadi indah. Hidup kita menjadi indah karena ‘memberi’ merupakan cara untuk menghentikan sifat egois dan serakah kita. Dengan sering memberi, kita akan semakin seperti Allah Bapa, Sang Pemberi Yang Murah Hati. Kita lebih terberkati dengan memberi daripada menerima: “Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima” (Kisah Para Rasul 20:35). Ketika seseorang memberi kita hadiah, kita hanya mendapatkan hadiah itu. Akan tetapi, ketika kita memberi, kita mendapatkan sukacita karena kita menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan.
sumber : WWW.KATOLISITAS.ORG
Mengatasi Rasa Takut Kekurangan
Reviewed by
on
March 22, 2017
Rating:
No comments: